JAKARTA, investortrust.id – Direktur PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) Sutadi mengakumulasi sebanyak 200 ribu lembar saham saat harga sedang mengalami tren bearish.
Direktur Keuangan merangkap Sekretaris Perusahaan PT BFI Finance Indonesia Tbk Sudjono mengatakan, aksi beli Sutadi dilakukan di pasar saham dengan harga pelaksanaan Rp 900 per saham pada tanggal 12 Juni 2024. Sehingga Sutadi mengeluarkan kocek sebesar Rp 180 juta.
‘’Setelah transaksi pembelian, Sutadi memegang sebanyak 18.317.000 lembar saham BFIN atau mewakili 0,11% dari total modal disetor dan ditempatkan perseroan,’’ ulasnya dalam laporan keterbukaan informasi yang dilansir, Selasa (18/6/2024).
Adapun status saham tersebut yaitu kepemilikan langsung dengan tujuan untuk investasi. Sebagai catatan, saham BFIN mengalami tekanan kuat pekan lalu, dibuka pada harga Rp 980 per saham pada tanggal 10 Juni 2024, saham BFIN tercatat mengalami akumulasi penurunan sebanyak 17,35% ke level 810 pada penutupan perdagangan 14 Juni 2024.
Sementara itu secara year to date (Ytd) atau sepanjang tahun 2024, saham Perusahaan pembiayaan yang berbasis di BSD City, Kota Tangerang Selatan ini tercatat merosot sebesar 30,47% dari level Rp 1.165 per saham.
Dari sisi kinerja pembiayaan, hingga kuartal I-2024 BFIN mencatat nilai pembiayaan baru sebesar Rp 4,8 triliun. Sudjono mengungkapkan, capaian ini mencerminkan hal yang baik dalam mengawali kinerja di tahun ini.
“Total pembiayaan yang dikelola sebesar Rp 22,5 triliun hingga Maret 2024 dengan nilai pembiayaan baru tercatat sebesar Rp 4,8 triliun,” ujarnya, dalam keterangan resmi, Jumat (26/4/2024).
Menurut Sudjono, berdasarkan piutang pembiayaan yang dikelola, bisnis BFI Finance masih didominasi oleh produk pembiayaan beragunan kendaraan roda empat dan roda dua dengan pangsa 61,7%.
Lalu diikuti dengan pembiayaan untuk pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru sebesar 14,9%, pembiayaan alat berat dan mesin 14,7%, pembiayaan beragunan sertifikat properti 4,5%. Serta pembiayaan lainnya menggenggam 4,2%.
“Portofolio pembiayaan dengan tujuan ekspor produktif terlapor paling banyak, yakni sebesar 58,2% untuk pembiayaan modal kerja. Di samping itu, pembiayaan investasi naik 20,1%, pembiayaan multiguna 18,7%, dan berbasis syariah 3,0%,” katanya.
Besaran total pembiayaan yang dikelola BFI Finance tersebut, lanjut Sudjono, turut menopang pertumbuhan aset dari pihaknya yang tercatat naik 0,9% atau dari Rp 24,0 triliun pada kuartal pertama 2023 menjadi Rp 24,2 triliun di tahun ini.
“Dari sisi pendapatan, perusahaan mencatat total pendapatan sebesar Rp 1,6 triliun dengan laba bersih terkumpul di kuartal ini sebesar Rp 361,4 miliar. Performa imbal hasil rata-rata aset (RoAA) dan imbal hasil rata-rata atas ekuitas (RoAE) masing-masing berada di level 7,5% dan 14,9%,” katanya.
Grafik Harga Saham BFIN secara Ytd 2024: