JAKARTA, investortrust.id - PT Mora Telematika Indonesia Tbk atau Moratelindo (MORA) absen membagikan dividen tahun ini. Hal ini telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan yang digelar, Kamis (13/6/2024).
RUPS menyetujui usulan Manajemen MORA untuk menggunakan laba bersih tahun buku 2023 senilai Rp 678,17 miliar sebagai laba ditahan.
Direktur Utama MORA Jimmy Kadir mengatakan, RUPS juga mengalokasikan sisa laba bersih senilai Rp 1 miliar sebagai dana cadangan perseroan.
“Laba ditahan, penggunaannya untuk ekspansi pengembangan jaringan telekomunikasi,” ujar Jimmy Kadir dikutip Antara.
Jimmy menjelaskan, jumlah home pass perseroan yang sebanyak 548.674 pada 2022 bertambah menjadi sebanyak 692.090 pada tahun 2023, dengan pertambahan pelanggan segmen retail pada tahun 2022 sebanyak 139.301 pelanggan menjadi sebanyak 166.120 pelanggan pada tahun 2023.
Selain itu, segmen enterprise mengalami peningkatan pelanggan korporasi, baik dari swasta maupun pemerintah, yaitu dari 8.621 pelanggan pada 2022 menjadi 10.237 pelanggan pada tahun 2023.
“Peningkatan tersebut terjadi berkat perluasan jaringan access dan Fiber to the Building (FTTB) pada 2022 sejumlah 227 gedung menjadi 244 gedung pada 2023, serta peningkatan kapasitas bandwidth pada tahun 2022 sebesar 25.900 G menjadi 29.700 G pada tahun 2023,” ujar Jimmy.
Ia melanjutkan, perseroan tetap fokus mengembangkan segmen bisnis ritel FTTH dan FTTX (Oxygen.id), khususnya di wilayah dengan permintaan tinggi.
EBITDA perseroan tercatat meningkat dari sebelumnya 2,19 triliun pada tahun 2022, menjadi senilai 2,23 triliun pada tahun 2023, dengan EBITDA margin 47 persen pada tahun 2022 menjadi 52 persen pada tahun 2023.
Kemudian, laba bersih perseroan meningkat dari sebelumnya Rp673 miliar pada tahun 2022 menjadi senilai Rp 679 miliar pada tahun 2023, dengan net profit margin sebesar 14% pada tahun 2022 menjadi 16% pada tahun 2023.
Perseroan tetap mempertahankan status keuangan yang kuat, dengan peningkatan ekuitas, dari sebesar Rp6,24 triliun pada tahun 2022 menjadi senilai Rp 6,92 triliun pada tahun 2023, atau meningkat 11% year on year (yoy) dan juga Debt to Equity Ratio (DER) yang membaik dari 139,14 persen pada tahun 2022 menjadi 115,18% pada tahun 2023.
Grafik Harga Saham MORA secara Ytd: