JAKARTA, investortrust.id – PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) membukukan lompatan laba periode berjalan dari US$ 68,02 juta menjadi US$ 719,67 juta atau setara dengan Rp 11,41 triliun. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melesat dari US$ 62,67 juta menjadi US$ 717,11 miliar.
Manajemen AMMN dalam rilis laporan kinerja keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (28/11/2024), menyebutkan bahwa lompatan laba tersebut sejalan dengan peningkatan penjualan bersih dari US$ 1,15 miliar menjadi US$ 2,49 miliar hingga September 2024.
Penjualan tersebut berasal dari penjualan tembaga senilai US$ 1,14 miliar dan penjualan emas mencapai US$ 1,35 miliar. Terjadi lompatan dari periode sama tahun lalu masing-masing US$ 697,07 juta dan US$ 453,68 juta.
Kenaikan penjualan tersebut berimbas terhadap peningkatan laba kotor perseroan dari US$ 501,52 juta menjadi US$ 1,29 miliar. Laba operasional juga melesat lebih tinggi dari US$ 411,12 juta menjadi US$ 1,19 miliar.
Secara operasional, manajemen AMMN menyebutkan, terjadi kenaikan produksi tembaga sebanyak 68% menjadi 272 juta pon hingga kuartal III-2024, dibandingkan periode sama tahun lalu 335 juta pon. Begitu juga dengan produksi emas bertumbuh dahsyat mencapai 173% dari 573.065 ons menjadi 707.930 ons.
Perseroan juga mencatatkan peningkatan produksi konsentrat sebanyak 85% dari 537.823 metrik ton kering menjadi 637.106 metrik ton kering. “Produksi konsentrat, tembaga, dan emas mencetak rekor tertinggi dalam deapan tahun terakhir,” tulis manajemen.
Direktur Keuangan AMMN Arief Sidarto mengatakan, kinerja keuangan yang bertumbuh pesat hingga kuartal III-2024 tersebut merupakan yang tertinggi sejak perseroan mengambil alih operasi Batu Hijau. Pertumbuhan tedorong peningkatan signifikan penjualan tembaga dan emas perseroan.
Pertumbuhan kinerja keuangan juga didorong kenaikan rata-rata harga jual emas dan tembaga masing-masing 21% dan 6%.