Delta Dunia (DOID) Ungkap Rugi Bersih hingga Raihan Kontrak Penambangan US$ 12,7 miliar
2024-12-20 08:10:23
JAKARTA, investortrust.id – PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) berbalik catatkan rugi periode berjalan menjadi US$ 17,42 juta hingga kuartal III-2024, dibandingkan periode sama tahun lalu dengan laba periode berjalan US$ 21,66 juta.
Manajemen DOID dalam rilis laporan kinerja keuangan kuartal III yang diaudit di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (20/12/2024), menyebutkan bahwa penjualan turun dari US$ 1,36 miliar menjadi US$ 1,34 miliar.
Perseroan juga catatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi US$ 13,96 juta hingga September 2024, dibandingkan periode sama dengan laba atribusi US$ 21,66 juta.
Manajemen perseroan dalam penjelasan resminya menyebutkan bahwa pendapatan perseroan sampai kuartal III-2024 masih stabil, meskipun DOID menghadapi gangguan operasional akibat peningkatan curah hujan di Indonesia dan Australia. Mitigasi yang dilakukan berhasil menekan penurunan overburden removal menjadi hanya 9% dan produksi batu bara meningkat sebesar 3%.
Dirut Delda Dunia Iwan Fuad Salim mengatakan, periode hingga kuartal III-2024 menjadi menjadi fase penting dalam perjalanan transformasi perseroan. Hal ini ditandai dengan pencapaian-pencapaian signifikan guna menopang pertumbuhan berkelanjutan ke depan. Fokus teliti kami pada keunggulan operasional, ekspansi geografis, diversifikasi komoditas, dan keberlanjutan menempatkan kami pada posisi kuat di lanskap pertambangan global.
“Melalui akuisisi strategis, raihan kontrak signifikan, dan diversifikasi lebih lanjut ke batubara non-termal dan logam dasar, kami membangun bisnis yang terdiversifikasi dan future-ready, yang memberikan nilai berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan,” tulisnya dalam penjelasan resminya di Jakarta.
Sejumlah aksi korporasi yang direalisasikan hingga September 2024, yaitu pencapaian perpanjangan kontrak 11 tahun senilai US$ 7,8 miliar dengan anak usaha Bayan PT Indonesia Pratama (IPR), perpanjangan kontrak dua tahun senilai AU$ 200 juta untuk tambang Meandu di Australia dengan TEC Coal Pty Ltd, dan kontrak baru sepanjang usia tambang senilai US$ 755 juta dengan PT Persada Kapuas Prima (PKP) di Kalimantan Tengah.
Dia mengatakan, perjanjian-perjanjian ini tidak hanya mendistribusikan risiko, tetapi memperkuat sebaran geografis grup, serta secara efektif melipatgandakan order book hingga tiga kali lipat menjadi lebih dari US$ 12,7 miliar sekaligus memperkuat kepercayaan klien terhadap kapabilitas operasional Grup dan komitmennya terhadap kemitraan jangka panjang.
Grafik IHSG