Kedatangan IPO Jumbo Adaro Andalan (AADI), BEI Optimistis Daya Serap Investor Tinggi
2024-11-15 08:10:01
JAKARTA, investortrust.id – Direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) yakin, minat investor masih besar untuk menyerap penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham jumbo.
Hal itu diungkapkan Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, saat ditanya tentang kemampuan pasar menyerap IPO jumbo, seiring dimulainya book building saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). “Pasar modal kita telah berpengalaman dalam menyerap beberapa IPO jumbo,” jawab Nyoman kepada wartawan, setelah ditanya tentang tanggapan terkait IPO AADI.
Dia menjelaskan, keyakinan tersebut dilatarbelakangi kondisi Indonesia yang sudah melewati pesta demokrasi yang kondusif, hingga realisasi pertumbuhan ekonomi yang stabil hingga kini.
Nyoman menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada pada kisaran +-5% di tengah kondisi global yang tidak dinamis. Hal ini diklaim masih lebih baik dibandingkan negara-negara ASEAN lain.
Sedangkan negara Asia non-ASEAN yang mampu menandingi Indonesia, Nyoman sebut hanya India.
Kondisi-kondisi tersebut, diyakini mampu meningkatkan permintaan (demand) dari pelaku pasar untuk turut serta menyambut saham-saham baru yang prospektif di BEI. “Meningkatkan optimisme dan ketertarikan investor domestik maupun asing untuk berinvestasi di lighthouse company yang prospective,” ujar Nyoman.
Sebelumnya pada awal tahun, dia telah menginformasikan bahwa bursa menargetkan untuk menghadirkan IPO minimal tiga perusahaan besar yang masuk kategori lighthouse company.
Nyoman menjelaskan sebelumnya, kategori emiten jumbo atau perusahaan mercusuar itu memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp 3 triliun sejak IPO. Diinformasikan pula bahwa saat ini sudah ada satu perusahaan tercatat yang merupakan kategori lighthouse company yakni PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII).
ALII mencatatkan total 15.825.800.000 saham di bursa pada 2 Juli 2024 dengan harga Rp 272 sehingga memiliki kapitalisasi pasar Rp 4,3 triliun. Sedangkan saat ini, emiten dari sektor energi tersebut telah memiliki kapitalisasi pasar Rp 6,36 triliun dengan harga Rp 402 per saham.