PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Dibayangi Harga Komoditas, Inflasi dan Beban Kurs
2022-10-06 08:19:18
Kinerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) di paruh kedua tahun ini masih dibayangi oleh pergerakan harga komoditas dan penguatan kurs dolar Amerika Serikat (AS). Tingkat daya beli di tengah laju inflasi juga menjadi faktor kunci.
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menyoroti, laba yang terpangkas pada semester pertama 2022 tak lepas dari kerugian kurs yang diderita INDF. Beban keuangan mencapai Rp 3,3 triliun, melesat dibandingkan posisi tahun lalu yang sekitar Rp 2 triliun.
Pada kuartal III hingga masuk ke kuartal IV-2022, kurs dolar AS terus melaju bahkan menembus level di atas Rp 15.100. Posisi ini lebih lemah dibandingkan periode kuartal II yang ada di sekitar Rp 14.900. Artinya, bisa ditaksir bahwa laju kinerja INDF masih terganjal beban keuangan.
Di sisi lain, angin segar bertiup dari merosotnya harga komoditas bahan baku utama seperti gandum dan Crude Palm Oil (CPO). Hitungan Pandhu, harga gandum dan CPO di kuartal III turun sekitar 30% dibanding kuartal II. Kondisi ini sekiranya dapat memperbaiki profit margin emiten Grup Salim tersebut.
Secara demand, Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana memperkirakan permintaan terhadap produk Indofood tidak akan berubah signifikan. Lonjakan inflasi secara global merupakan faktor penentunya. Meski begitu, pertumbuhan penjualan INDF masih berpeluang melaju dengan stabil.
Sumber: Kontan