Kenaikan Harga BBM dan Pelemahan Rupiah Kerek Biaya Produksi Keramik Hingga 6 Persen
2022-10-04 10:18:26
Industri manufaktur Indonesia makin menggeliat. Ini tercermin dari peningkatan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia yang mencapai 53,7 pada bulan September, naik dari 51,7 pada posisi Agustus 2022.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan, kinerja industri keramik masih cukup baik dan tumbuh positif hingga September 2022. Hal ini tercermin dari tingkat utilisasi kapasitas produksi keramik yang tumbuh 79% hingga September 2022, atau meningkat dibandingkan dengan pencapaian sepanjang tahun 2021 sebesar 75%.
Meski secara data Asaki masih menunjukkan pertumbuhan tingkat utilisasi, namun Edy menyebut, Industri Keramik Nasional tentunya harus berupaya untuk mengejar efisiensi internal untuk menekan kenaikan biaya produksi, melakukan inovasi baru dan menggenjot ekspor di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Untuk itu, Asaki mengharapkan dukungan baik dari pemerintah pusat maupun daerah untuk percepaan penyerapan anggaran belanja dengan pemanfaatan produk keramik dalam negeri. Di sisi lain, Asaki melakukan stress test terhadap pengaruh perubahan nilai tukar Rupiah di mana sekitar 40% dari total biaya produksi industri keramik menggunakan mata uang dolar AS, seperti pembayaran biaya energi gas, pembelian bahan baku glazur dan pewarna dengan asumsi setiap pelemahan Rupiah 100 point akan berpengaruh terhadap kenaikan biaya produksi sekitar 0,35% hingga 0,4%.
Sumber: Kontan