JAKARTA, investortrust.id - Emiten menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menyatakan surat utang dalam mata uang asing atau global notes bukan menjadi opsi utama pendanaan perusahaan.
Sekadar informasi, emiten portofolio dari PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) itu baru saja mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk menerbitkan surat utang dalam mata uang asing. Tak tanggung-tanggung, nilainya mencapai US$ 900 juta atau setara Rp13,87 triliun dengan kurs tengah Bank Indonesia (BI) 31 Desember 2023 di Rp 15.416/US$.
Penerbitan surat utang ini rencananya akan dilaksanakan dalam satu atau beberapa kali penerbitan dalam 12 bulan ke depan. Bunga maksimal yang ditawarkan sebesar 8% per tahun dengan bunga tetap dan jatuh tempo pembayaran utang pokok paling lambat 10 tahun setelah diterbitkan.
Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso menyebut surat utang dalam dolar Amerika Serikat (AS) itu belum tentu akan diterbitkan. Sebab, masih banyak opsi pendanaan lain yang lebih menarik apabila melihat kondisi saat ini.
"Kami memiliki banyak opsi pendanaan, mulai dari surat utang dalam rupiah. Kami selalu mencari alternatif pendanaan yang paling murah sehingga global notes US$ 900 juta ini belum tentu dieksekusi," katanya dalam Paparan Publik 2024 Tower Bersama Infrastructure di The Westin Jakarta, Jakarta Selatan, Kamis (30/5/2024).
Helmy menjelaskan opsi pendanaan yang dimiliki oleh Tower Bersama Infrastructure meliputi surat utang dalam rupiah dan hasil dari penawaran umum bersama yang baru digunakan sekitar Rp 10 triliun. Selain itu, opsi pendanaan dari perbankan juga masih terbuka lebar.
Lebih lanjut, menurut Helmy, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menerbitkan surat utang dalam dollar AS lantaran mata uang Negeri Paman Sam itu masih perkasa atas rupiah. Pihaknya masih menunggu momentum untuk menerbitkan surat utang tersebut.
“Kalau setahun ke depan ada momentum yang menarik, kami akan menerbitkan surat utang dalam dolar AS ini karena sudah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),” tegasnya.
Ini bukan kali pertama bagi Tower Bersama Infrastructure menerbitkan surat utang dalam dolar AS. Emiten yang melantai di bursa pada 2010 ini masih punya surat utang dalam dolar AS yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.
Pada 21 Januari 2025, surat utang senilai US$ 350 akan jatuh tempo. Kemudian setahun setelahnya atau 2 Januari 2026 surat utang senilai US$ 300 juta juga akan jatuh tempo dan pada 2 Mei 2027 ada surat utang sebesar US$ 400 juta yang juga jatuh tempo.
Seluruh surat utang tersebut dicatatkan di Bursa Efek Singapura, dan Tower Bersama Infrastructure berkeyakinan surat utang yang akan diterbitkan juga akan dicatatkan di bursa Negeri Singa.