JAKARTA, investortrust.id - Emiten ekosistem mobil, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), memaparkan strategi meningkatkan kinerja keuangan, di antaranya dengan menggenjot bisnis jasa pengiriman anak usaha, PT Tri Adi Bersama (AnterAja).
Direktur Keuangan Adi Sarana Armada, Jerry Fandy mengungkapkan, walaupun segmentasi AnterAja telah ditambah business to business (B2B) dari sebelumnya hanya business to consumers (B2C), kontribusi B2B masih terhitung rendah.
“Sebagaimana yang dalam berbagai kesempatan kami sampaikan, kami menambah fungsi B2B. Tapi memang sampai sekarang kontribusinya baru sekitar 10% dari total volume dari AntarAja,” ujar Jerry dalam paparan publik perseroan di Jakarta, Rabu (26/6/2024).
Untuk menggenjot kinerja AntarAja, menurut Jerry, salah satu strateginya adalah menekan biaya (cost) di sisi kurir untuk pengantaran, baik untuk B2B maupun B2C. Caranya yaitu dengan menetapkan biaya kurir dari yang awalnya fixed (tetap) menjadi variable (mengambang) atau berubah sesuai barang antaran.
“Jadi, biaya kurirnya akan sejalan dengan berapa banyak parsel yang kami kirim. Kami juga menutup atau mengurangi biaya-biaya fixed yang redundant. Contohnya jaringan yang tidak produktif akan kami tutup dan akan ditata ulang,” tutur dia.
Pada kuartal I-2024, kata Jerry Fandy, pendapatan perseroan di bidang jasa logistik naik 21% menjadi Rp 69,95 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 57,65 miliar.
“Sejauh ini performance AnterAja pada kuartal I-2024 menunjukkan perbaikan dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya atau tahun sebelumnya. Ini bisa dilihat dari segmentasi. Pada kuartal pertama kemarin, segmentasi express menunjukkan performance yang positif,” papar dia.
Jerry Fandy menjelaskan, Adi Sarana Armada mencatatkan pendapatan pada 2023 sebesar Rp 4,43 triliun, turun dari 2022 yang mencapai Rp 5,80 triliun. Walaupun demikian, perseroan membukukan laba bersih Rp 103,8 miliar pada 2023, naik tipis 0,7% dari tahun sebelumnya Rp 103 miliar.
“Pendapatan diperoleh dari 42% penyewaan kendaraan, autopool, sharecar, dan juru mudi. Sedangkan 32% lainnya dari jasa pengiriman, 19% dari penjualan kendaraan bekas, 5% dari logistik, 4% dari jasa lelang, dan sisanya lain-lain,” ucap dia.
Perseroan, menurut Jerry, mencatatkan kenaikan pendapatan pada kuartal I-2024 sebesar 3,1% menjadi Rp 1,18 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,14 triliun. Sejalan dengan itu, laba bersih perseroan mencatatkan kenaikan sebesar 37% dari Rp 51,8 miliar menjadi Rp 71 miliar.
Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (Kamis, 27/6/2024), harga saham ASSA ditutup melemah Rp 15 (2,4%) ke level Rp 615. Saham ASSA kini memiliki price to earning ratio (PER) 32,05 kali, dengan return on asset (ROA) 0,93% dan return on equity (ROE) 2,65%.