Perjalanan RMKE: Bermula dari Bisnis Konstruksi, Berlabuh ke Sektor Angkutan Batu Bara
2024-05-28 08:09:45

JAKARTA, investortrust.id – Direktur Utama PT RMK Energy Tbk (RMKE) Vincent Saputra membeberkan perjalanan usaha RMKE, perusahaan yang saat ini bergerak di bisnis logistik batu bara.

 

Sebelum RMKE berdiri, Keluarga Saputra mengoperasikan Perusahaan bernama, PT Rantai Mulia Kencana (RMK) sejak tahun 1989. Nama terakhir bergerak di bisnis konstruksi dengan membangun pabrik makanan dan minuman. Saat ini RMK masih eksis dan menjadi sister company RMKE.

 

Adapun awal mulai masuk ke bisnis baru bara, Vincent menjelaskan kala itu, PT United Tractors Tbk (UNTR) mencari kontraktor lokal untuk menggarap proyek yang berkaitan bisnis komoditas.

 

“Bermodal pengalaman membangun pabrik Daihatsu, RMK mulai memasuki sektor batu bara, hingga akhirnya jadi sub kontraktor dalam pembangunan Balikpapan Coal Terminal milik PT Bayan Resources Tbk (BYAN),” urai Vincent Saputra saat bertandang di kantor Investortrust.id, Rabu (22/5/2024).

 

https://res.cloudinary.com/dzvyafhg1/image/upload/v1716355440/investortrust-bucket/images/1716355440634.jpg
Presiden Direktur PT RMK Energy Tbk Vincent Saputra (kiri) bersama CEO PT Investortrust Indonesia Sejahtera Primus Dorimulu saat melangsungkan Podcast Konvergensi di redaksi investortrust.id di Jakarta, Rabu (22/5/2024). Foto: Investortrust/Mohammad Defrizal ()
Source:

 

Vincent menyebutkan, saat ini pihaknya memiliki dua macam pendapatan, yakni dari bongkar muat batu bara dan pertambangan batu bara. Bila dipisah berdasarkan jenis kegiatan usahanya, RMK Energy bergerak di empat bidang.

 

Pertama, Stasiun bongkar muat kereta api (KA) bekerja sama dengan PT KAI untuk mengangkut batu bara dari beberapa stasiun pemuatan ke lokasi tujuan di Stasiun Simpang, Palembang.

 

Kedua, RMKE juga merambah bisnis manajemen pelabuhan dengan mengoperasikan Pelabuhan Musi 2 di Keramasan, Palembang, Sumsel untuk pengiriman kargo kepada pelanggan. Dengan begitu, pengiriman batu bara tidak terpengaruh selama musim penghujan atau kemarau.

 

“Jadi kami ada investasi membangun pelabuhan untuk muat batu bara dari darat ke atas tongkang, 100% milik RMKE. Ini terkoneksi dengan KA,” jelas Vincent.

 

Ketiga, perseroan melakukan coal offtake dan joint operation atau mengelola tambang dan menjual batu bara kepada pembeli. RMKE menjalankan bisnis perdagangan batu bara melalui salah satu anak usahanya, PT Royaltama Multi Komoditi Nusantara (RMKN).

 

Coal offtake dan joint operation diakui sebagai sumber pendapatan tertinggi karena perusahaan memiliki stasiun muat yang strategis. RMKE bekerja sama dengan tambang-tambang kecil yang tidak punya kontrak pengangkutan dengan KAI.

 

“Mungkin karena skala tambangnya kecil, regulasi perlu waktu untuk berkontrak, itu kami jembatani. Kami bikin satu kontrak payung, kami beli batu bara di mulut tambang dengan harga diskon, jasa tetap mereka bayar, tetapi kami mendapat keuntungan dari ekspor batu bara,” tutur Vincent.

 

Keempat, RMKE memiliki tambang batu bara di Kecamatan Gunung Megang dan Benakat, Kabupaten Muara Enim, Sumsel. Tambang ini dioperasikan salah satu anak usahanya, yakni PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE).

 

Total luas area penambangan yang RMKE miliki adalah 10.220 hektare (ha). Izin usaha pertambangan (IUP) TBBE terletak 110 km dari pelabuhan RMKE yang dihubungkan KA. Cadangan batu bara terbukti TBBE mencapai 75 juta ton dan sumber daya 148,3 juta ton.

 

 

Meski pendapatan terbesar berasal dari bisnis coal offtake dan joint operation, Vincent mengaku keuntungan perusahaan paling besar dihasilkan oleh lini bisnis manajemen pelabuhan dan stasiun bongkar muat.

 

Perusahaan distribusi, perdagangan, dan pertambangan batu bara itu juga mengeklaim bahwa pendapatan yang mereka hasilkan cenderung stabil. Sebab bisnis pengangkutan dan lainnya kerap sudah berkontrak sekira lima tahun.

 

“Ada juga tambang batu bara yang terpengaruh harga komoditas global,” tutup Vincent.

 

RMKE telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 7 Desember 2021 dengan harga saham saat IPO senilai Rp 206. Kini harga saham RMKE berada di level Rp 510 dengan jumlah kapitalisasi pasar Rp 2,23 triliun dan price earning ratio (PER) 7,48 kali. (CR-10).

 

Pergerakan Harga Saham RMKE secara Ytd:

 

 



Bagikan :

Anda Mungkin Menyukai Ini :
Penerbitan Perdana Obligasi Paradise Indonesia ( ...

2025-01-10 08:05:03

Selengkapnya

Hapus Marketplace Fisik, BEI Tanyakan Soal Dana ...

2025-01-10 08:03:50

Selengkapnya

Raja Roti Cemerlang Bidik Peningkatan Penjualan ...

2025-01-10 08:02:30

Selengkapnya