JAKARTA, investortrust.id – PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) akan membagikan dividen sebesar Rp 9,42 miliar atau Rp 3 per saham dari laba bersih 2023 senilai Rp 30,9 miliar. Alhasil dividend payout ratio (DPR) yang dibagikan kali ini setara 30,45% dari laba tahun lalu.
“Dalam prospektus, perseroan berjanji membagikan dividen tunai dengan rasio minimal 30% dari saldo laba bersih, jadi kami memenuhi janji kami terkait pembagian dividen dari laba perseroan 2023,” ucap Direktur Keuangan Mutuagung Lestari, Sumarna dalam paparan publik di Raffles Hotel Jakarta, Rabu (26/6/2024).
Tahun lalu, penyedia jasa pengujian, inspeksi, dan sertifikasi itu mencatatkan pendapatan Rp 286,7 miliar, naik tipis dari perolehan 2022 senilai Rp 281,81 miliar. Sejalan, beban pokok pendapatan Mutuagung periode tersebut juga naik sedikit dari Rp 143,82 miliar pada 2022 menjadi Rp 147,02 miliar tahun lalu.
Sedangkan laba 2023 yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Mutuagung turun menjadi Rp 30,9 miliar dari Rp 36,57 miliar tahun sebelumnya.
Dalam laporan keuangan perseroan terbaru yang sudah tersedia di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Mutuagung mencatatkan kenaikan laba bersih 34,66% year on year (yoy) menjadi Rp 4,39 miliar pada kuartal I 2024.
Manajemen menjelaskan, peningkatan laba tercermin dari realisasi pendapatan hingga Maret 2024 yang mencapai Rp 60,51 miliar atau meningkat 17,4% yoy. Menurut Sumarna, segmen sertifikasi produk MUTU meningkat 13,01% yoy atau sebesar Rp 12,9 miliar.
Tren yang sama juga dialami segmen pengujian laboratorium dan surveyor yang naik 2,67% atau sebesar Rp 2,68 miliar, sedangkan segmen inspeksi teknis tumbuh 16,28% atau Rp 9,97 miliar.
Seiring meningkatnya kinerja pendapatan dan laba perusahaan, aset perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar Rp 6,64 miliar dari Rp 275,44 miliar pada 31 Desember 2023 menjadi Rp 282,09 miliar pada 31 Maret 2024.
Di sisi lain, liabilitas perseroan juga meningkat Rp 2,66 miliar dari Rp 74,85 miliar pada 31 Desember 2023 menjadi Rp 77,51 miliar pada 31 Maret 2024.
Pada periode yang sama, ekuitas perseroan dilaporkan mencapai Rp 204,58 miliar, meningkat Rp 3,99 miliar dibandingkan posisi ekuitas 31 Desember 2023 yaitu Rp 200,59 miliar.
“Perusahaan terus melakukan inovasi dalam pengembangan dan penciptaan perdagangan nasional dan internasional, di mana MUTU telah berhasil melayani lebih dari 3.000 klien perusahaan multinasional yang memiliki reputasi positif di seluruh dunia,” tambah Sumarna.
MUTU juga menjadi lembaga sertifikasi pertama di Indonesia yang mendapatkan akreditasi sebagai Lembaga Validasi atau Verifikasi Gas Rumah Kaca dari Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Menurut Direktur Operasional Mutuagung Lestari Irham Budiman, potensi industri testing, inspection, and certification (TIC) di Indonesia dan global sangat besar. Nilai pasarnya diperkirakan mencapai US$ 270 miliar atau sekitar Rp 4.000 triliun pada 2027.
Irham optimistis prospek industri ini masih sangat menjanjikan karena nilai pasar TIC di Indonesia saat ini baru mencapai Rp 20 triliun.
“Oleh karena itu, industri TIC masih akan terus tumbuh secara eksponensial di masa mendatang seiring adanya kebijakan hilirisasi industri, pembangunan ekonomi hijau, digitalisasi, dan peningkatan kesadaran konsumen akan pentingnya sertifikasi,” ucapnya.