JAKARTA, investortrust.id - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Mei 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25%.
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memproyeksi bahwa BI Rate akan berada di kisaran 5,75%-6,25% pada akhir tahun 2024.
“Saat ini pasar masih memperkirakan ada potensi pemangkasan Fed Funds Rate satu hingga dua kali,” jelas Portfolio Manager Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Laras Febriany dalam riset Seeking Alpha Edisi Mei 2024 dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), yang dikutip Minggu (26/5/2024).
Laras mencermati, outlook kebijakan Bank Indonesia (BI) akan bergantung pada kondisi pasar global yang dapat mempengaruhi stabilitas rupiah. Apabila data ekonomi dan inflasi AS mereda, kondisi ini dapat mengurangi tekanan penguatan Dolar AS sehingga BI tidak perlu menaikkan suku bunga.
“Selain dari tekanan Rupiah kami melihat tidak ada faktor lain yang dapat memicu BI untuk menaikkan suku bunga, terutama karena inflasi domestik masih terjaga,” ujar Laras.
Lebih lanjut, Laras menilai pilihan BI untuk menaikkan suku bunga demi menjaga stabilitas rupiah sudah tepat. Depresiasi rupiah yang signifikan dapat menyebabkan risiko imported inflation atau kenaikan harga barang dan bahan baku yang diimpor karena pelemahan Rupiah, yang membebani dunia usaha dan daya beli masyarakat dalam jangka pendek. Selain itu, stabilitas Rupiah juga penting untuk menarik dana investor asing masuk ke pasar Indonesia.
Manulife melihat bahwa pasar telah mengapresiasi keputusan BI, yang terlihat dari nilai tukar Rupiah yang membaik dan stabil di kisaran 16.000, imbal hasil SBN 10Y berhasil turun dari puncaknya di 7,25% ke level saat ini di bawah 7%.
“Dan investor asing mulai kembali masuk ke pasar obligasi di bulan Mei,” tutupnya.