JAKARTA, investortrust.id – PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) berencana mendivestasi sebanyak 76,07% saham anak usahanya, PT Nusantara Baja Profil (NBP), senilai US$ 319,26 juta atau setara dengan Rp 4,92 triliun. Aksi ini bertujuan untuk pengembangan BNP ke depan.
Manajemen GGRP dalam penjelasan resminya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/3/2024), menyebutkan perseroan sejak awal 2020 memulai perjalanan transformasi untuk menjadi perusahaan baja yang kuat dan berdaya saing tinggi.
Berbagai kebijakan strategis telah berhasil diterapkan, khususnya dalam hal transformasi manajemen dan digital. “Dengan terlaksananya transaksi penjualan saham tersebut, kebutuhan investasi baik untuk produk baja lembaran dan produk baja batangan dapat dibagi dengan dan dilakukan oelh investor-investor strategis,” tulis penjelasan resminya.
Perseroan menyakini bahwa produk baja lembaran memiliki potensi pertumbuhan yang pesat ke depan. Oleh karena itu, perseroan menilai bahwa pelepasan tersebut bisa berfokus dalam pengembangan dan investasi di produk baja lembaran.
“Dengan bergabungnya investor-investor strategis, Perseroan menyakini dapat memperkuat daya saing, khususnya dalam persaingan global serta memperluas jaringan bisnis dan pemasaran terhadap produk-produk dari Perseroan. Selain itu, perseroan dapat memperoleh kas atas penjualan saham NBP yang dapat digunakan untuk kepentingan perseroan dan seluruh pemegang saham,” terangnya.
Sebelumnya, Gunung Raja (GGRP) mencatatkan penurunan pendapatan menjadi US$ 709,83 juta pada 2023, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya US$ 945,49 juta.
Manajemen GGRP dalam rilis laporan kinerja keuangan, Kamis (29/2/2024) menyebutkan, penurunan tersebut berimbas terhadap pelemahan beban pokok penjualan dari US$ 857,10 juta menjadi US$ 631,05 juta. Meski demikian, laba bruto tetap turun dari US$ 88,39 juta menjadi US$ 78,77 juta.
Perseroan juga mencatatkan peningkatan sejumlah beban sepanjang 2023, seperti beban penjualan, beban umum dan admistrasi, biaya keuangan, dan penurunan penghasilan lain-lain. Hal ini memicu penurunan laba tahun berjalan dari US$ 58,40 juta menjadi US$ 37,82 juta.
Sedangkan
total aset perseroan naik menjadi US$ 1,22 miliar pada akhir 2023,
dibandingkan tahun 2022 senilai US$ 1,18 miliar. Berbeda dengan total
libilitas yang justru turun dari US$ 380,10 juta menjadi US$ 304,12
juta.