JAKARTA, investortrust.id – PT Ifishdeco Tbk (IFSH) berencana menggelar penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue mencapai 20% saham dari total modal ditempatkan dan disetor penuh. Total saham yang bakal dilepas sebanyak 425 juta unit.
Manajemen IFSH dalam penjelasan resminya di Jakarta, Kamis (21/3/2024) menyebutkan bahwa aksi korporasi ini akan dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 30 April 2024.
HMETD ini, ungkap manajemen, bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan IFSH untuk pengembangan usaha ke depan dengan menungudan calon investor baru, baik lokal maupun asing. Aksi ini juga bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bagi kinerja perseroan ke depan.
“Dana yang diraup dari aksi orporasi tersebut akan digunakan untuk akuisisi atau pembelian saham. Dana juga bisa saja digunakan untuk penyertaan pada satu atau lebih perusahaan industry sejenis. Sedangkan sisa dana digunakan untuk modal kerja,” tulisnya.
Emiten pertambangan bijih nikel (IFSH) ini sebelumnya mengumumkan rencana penjualan kembali sebanyak 1 juta saham treasury dari hasil pembelian kembali (buy back) saham. Penjualan tersebut bertujuan untuk mendukung likuiditas saham perseroan di pasar.
Perseroan sebelumnya berhasil melakukan buy back sebanyak 202 juta saham. Sebagian besar saham tersebut telah dilepas melalui program Management and Employee Stock Ownership (MSOP) sepanjang 6 Januari 2023 hingga 5 April 2023, sehingga saham sisa mencapai 1 juta unit.
Ifishdeco (IFSH) adalah perusahaan penambangan nikel terintegarasi dan peleburan yang melayani pelanggan domestic dan internasional. Perseroan menguasai konsesi lahan penambangan nikel seluas 2.580 ha di Konawe Selatan. Perseroan melalui PT Bintang Smelter Indonesia melakukan pemrosesan, transportasi, dan perdangan NPI dan FeNi.
Berdasarkan data registrasi pemegang saham, PT Fajar Mining bertindak sebagai pengendali dengan kepemilikan 40,8% saham IFSH. Sisanya dikuasai PT Wahana Trilintas sebanyak 39,2%. Perseroan juga menguasai sebanyak 9,5% saham treasury hingga akhir Februari 2024.