Rupiah Terus Melemah, Bos Garuda (GIAA): Kita Bisa Babak Belur!
2024-06-21 08:17:54

JAKARTA, investortrust.id – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atau GIAA mengungkapkan, tren pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sangat berdampak pada bisnis  penerbangan.

 

Sebagia catatan, rupiah mengalami pelemahan sebesar 65 poin atau 0,40% ke level 16.430 per dolar AS pada penutupan perdagangan, Kamis (20/6/2024).

 

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menjelaskan, sektor penerbangan merupakan bisnis yang komponennya banyak menggunakan dolar AS. Pelemahan kurs rupiah akan berdampak pada penerimaan dan biaya operasional yang dikeluarkan oleh perseroan.

 

“Kalau kursnya melemah terus, kita babak belur karena income-nya (pendapatan Garuda Indonesia) kan dalam bentuk rupiah,” kata Irfan saat ditemui di Hotel Bidakara Jakarta pada, Kamis (20/6/2024).

 

Berdasarkan laporan keuangan GIAA, sebagian besar beban usaha Garuda Indonesia tercatat mengalami kenaikan pada kuartal I-2024. Di mana, beban operasional perseroan tercatat sebesar US$ 371,07 juta atau naik 7,19% (quarter-on-quarter/QoQ) dari perolehan kuartal I-2023 yang senilai US$ 346,17 juta.

 

Sementara itu, beban perbaikan dan pemeliharaan meningkat sekitar 57,14% (QoQ) dari US$ 78,82 juta pada kuartal I-2023 menjadi US$ 123,86 pada kuartal I-2024. Beban bandara terpantau naik 24,89% (QoQ) dari US$ 43,87 juta pada kuartal I-2023 menjadi US$ 54,79 juta pada kuartal I-2024.

 

Selanjutnya, beban pelayanan penumpang tercatat naik 35,69% (QoQ) menjadi US$ 43,91 juta pada kuartal I-2024 dari kuartal I-2024 yang senilai US$ 32,36 juta. Beban tiket, penjualan, serta promosi terpantau naik 0,54% (QoQ) menjadi US$ 51,86 juta pada kuartal I-2024 dari kuartal I-2023 sejumlah US$ 51,58 juta.

 

Secara keseluruhan, total beban usaha Garuda Indonesia pada kuartal I-2024 mencapai US$ 702,92 juta, meningkat 16,15% (QoQ) dibandingkan perolehan kuartal I-2023 sebesar US$ 605,18 juta.

 

Seiring dengan hal tersebut, Irfan mengatakan, pihaknya akan terus berupaya menjaga biaya operasional tetap pada level yang optimal. Selain itu, pelayanan kepada pelanggan juga akan terus ditingkatkan, di antaranya dengan penambahan armada pesawat pada 1 Juni 2024 lalu.

 

Penambahan tersebut dilakukan untuk memperluas jaringan rute penerbangan serta meningkatkan frekuensi penerbangan. Kendati demikian, lanjut Irfan, prospek kinerja perseroan ke depannya masih positif. Hal tersebut seiring dengan tren pertumbuhan sektor penerbangan di Indonesia hingga pertengahan tahun ini.

 

Prospek positif ini juga didukung oleh banyaknya periode libur panjang yang terjadi pada 2024, sehingga minat masyarakat untuk bepergian ikut meningkat. Selain itu, Garuda Indonesia juga menjadi salah satu operator penerbangan Haji untuk periode 2024/1445 H.

 

“Sebenarnya untuk ke depannya masih oke, tetapi ada juga faktor geopolitik global yang harus diwaspadai, karena kita akan kena dampaknya juga,” pungkas Irfan.

 



Bagikan :

Anda Mungkin Menyukai Ini :
Waskita Beton (WSBP) Bangun Batching Plant Baru ...

2025-01-03 08:05:23

Selengkapnya

Waskita Beton (WSBP) Optimistis Sambut 2025 deng ...

2024-12-24 08:03:01

Selengkapnya

Rampungkan Proses PKPU, VIVA dan MDIA Perkuat Li ...

2024-12-24 08:01:34

Selengkapnya