JAKARTA, investortrust.id – PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS) membukukan lompatan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak 27% menjadi Rp 173,77 miliar pada 2023, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 136,83 miliar.
Kenaikan tersebut menjadikan laba per saham dasar perseroan naik dari Rp 9,12 menjadi Rp 11,58 per saham. Sedangkan pada penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (20/3/2024), saham CARS ditutup naik 1,03% menjadi Rp 98.
Manajemen CARS melalui rilis laporan kinerja keuangan di Jakarta, Rabu (20/3/2024), menyebutkan bahwa pertumbuhan tersebut sejalan dengan kenaikan pendapatan perseroan dari Rp 5,50 triliun menjadi Rp 6,48 triliun. Penjualan otomotif menjadi penopang utama bernilai Rp 6,41 triliun.
Sedangkan total beban pokok pendapatan naik dari Rp 4,87 triliun menjadi Rp 5,70 triliun, sehingga laba bruto naik dari Rp 630,42 miliar menjadi Rp 779,52 miliar. Laba usaha perseroan juga naik dari Rp 324,80 miliar menjadi Rp 373,71 miliar.
Bintraco Dharma (CARS) juga berhasil mencatatkan penurunan beban keuangan bersih dari Rp 111,90 miliar menjadi Rp 78,97 miliar hingga akhir 2023. Begitu juga dengan rugi bersih ventura bersama turun dari Rp 4,90 miliar menjadi Rp 3,78 miliar. Hal ini menjadikan laba sebelum pajak naik dari Rp 208,30 miliar menjadi Rp 308,15 miliar.
Selain itu, CARS berhasil mencatatkan peningkatan total aset dari Rp 3,77 triliun menjadi Rp 3,86 triliun. Total liabilitas perseroan juga turun dari Rp 3,10 triliun menjadiR p 2,99 triliun.
Bintraco Dharma merupakan perusahaan holding dari beberapa entitas. Di antaranya memiliki dealer penjualan mobil Toyota bernama Nasmoco di Jawa Tengah. Perseroan juga memiliki perusahaan pembiayaan PT Andalan Finance Indonesia dan perusahaan sektor lainnya.
Sedangkan bertindak sebagai pengendali saham perseroan adalah Sheila Maria Tiwan dengan kepemilikan mencapai 50,04% saham. Saham perseroan juga dimiliki Flora Regina Regian dengan kepemilikan 29,48% saham dan sisanya dikuasai investor public 20,48%.
