Imbas Kahar Gunvor, PGAS Bisa Terbebani Hingga Rp15 Triliun
2023-11-15 07:36:07
DBS Vickers Sekuritas Indonesia turut menyoroti kondisi kahar atau force majeure yang terjadi di salah satu proyek PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Proyek yang dimaksud adalah, pelaksanaan transaksi jual beli liquified natural gas (LNG) dengan Gunvor Singapore Pte Ltd.
William Simadiputra, analis DBS Vickers Sekuritas Indonesia dalam risetnya memperkirakan, PGAS bisa terbebani hingga ratusan juta dolar Amerika Serikat (AS) akibat kondisi tersebut. Beban provisi setara senilai Rp1,57 triliun hingga Rp3,77 triliun itu belum ada apa-apanya jika dibanding dengan skenario terburuk terjadi.
Ada potensi skenario PGAS perlu menyisihkan provisi hingga US$960 juta (setara Rp15,07 triliun) yang mencakup empat tahun kontrak, dan provisi ini akan mulai dicatatkan pada laporan keuangan PGAS periode 2023. Kahar terjadi hanya berselang satu tahun setelah penandatanganan perjanjian. Ini menandai awal dari perjuangan selama bertahun-tahun PGAS ke depan, karena situasi kahar saat ini dapat menghambat ekspansi ke bisnis LNG. Terutama, setelah bisnis Floating Storage Regasification Unit (FSRU) gagal lepas landas.
Kegagalan bisnis FSRU itu muncul karena perselisihan dengan Hoegh LNG, mitra PGAS dalam bidang penyewaan kapal, sejak 2021. Di sisi lain, ekspansi PGAS ke bidang LNG sangat penting untuk pertumbuhannya di masa depan. Bukan hanya mempengaruhi kondisi keuangan saja. Reputasi emiten yang sebagian sahamnya telah dimiliki oleh investor kawakan Lo Kheng Hong ini terganggu dengan kondisi kahar.
Sumber: Bloomberg Technoz