BRIDS Bakal Boyong 3 Perusahaan IPO di Kuartal IV-2024, Ini Sektornya
2024-08-15 08:11:04
JAKARTA, investortrust.id - PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) mengungkapkan, akan memboyong 2-3 perusahaan melakukan initial public offering (IPO) atau penawaran umum perdana saham pada kuartal IV-2024.
Direktur Utama BRIDS Laksono Widodo menjelaskan, bahwa pipeline IPO tersebut masih akan melihat kondisi market dan menunggu penurunan suku bunga dari the Fed.
“Dalam pipeline ada 2 atau 3 (perusahaan), kita masih melihat kondisi market kan tentunya, kemudian di bulan September juga ada penurunan suku bunga dari the Fed makanya market akan bisa lebih jelas arahnya ke mana,” ujar Laksono saat ditemui di kantor BRI, Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Hingga saat ini, dia mengatakan bahwa perusahaan yang akan melakukan IPO tersebut diantaranya berasal dari sektor properti dan chemical. Sementara itu, beberapa perusahaan tersebut terdiri dari perusahaan dengan aset di atas Rp 250 miliar.
Di sisi lain, ia mengatakan belum ada perusahaan BUMN yang terdapat di pipeline IPO tersebut.
“IPO size-nya tergantung market mungkin Rp 150 sampai Rp 300 miliar ya. Sejauh ini progress-nya nunggu market sambil proses berjalan terus di IDX,” tuturnya.
Asal tahu, tahun ini BRIDS telah menjadi penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) aksi penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD).
Lebih lanjut, hari ini BRI juga meluncurkan BRIGHT Easy versi Desktop yang dapat terus menambah jumlah investor yang melakukan transaksi di BRI Danareksa Sekuritas. Sebagai informasi, hingga saat ini telah terdapat 300 ribu nasabah yang melakukan transaksi di ekosistem BRI Danareksa Sekuritas.
“Year to date kita sudah 65 ribu untuk untuk penambahan nasabah baru. Jadi memang sebetulnya target kita tahun ini 60 ribu dan sudah tercapai, tapi kita harusnya sih bisa 100 ribu ya untuk tahun ini saja, apalagi dengan peluncuran yang baru juga,” ujar Direktur Retail & Information Technology BRIDS Fifi Virgantria.
BRIDS mencatat, porsi nilai transaksi dikontribusikan sebesar 75% oleh nasabah retail dan 25% institusi. Sementara itu, Fifi bilang, jumlah frekuensi per hari sebesar 35 ribu kali dengan nilai transaksi sebesar Rp 170 miliar per hari. (CR-4)