UBC Medical (LABS) Buka Opsi Naikkan Harga Jual Bila Rupiah Terus Melemah
2024-07-11 08:09:13
JAKARTA, investortrust.id - Emiten distributor alat kesehatan, PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) menyiapkan beberapa strategi untuk mengantisipasi nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS, salah satunya menaikan harga jual produk.
Direktur Utama LABS FX Yoshua Raintjung mengatakan, 60% bahan baku masih impor. Sehingga, salah satu strategi yang bisa dilakukan yaitu, bulk order atau pemesanan bahan baku secara masif, saat harga dolar masih belum terlalu tinggi.
“Ya, kita memang itu pertama sudah prepare, kita sudah ada bulk order dari sebelumnya, di waktu kondisi dolar masih belum terlalu tinggi. Tapi itu pasti memang tidak akan bisa mencukupi semua, sambil melihat perkembangan,” tutur Yoshua usai seremoni pencatatan saham perdana atau IPO LABS di Main Hall BEI, Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Lebih lanjut, apabila rupiah terus mengalami pelemahan, maka Perseroan akan mengambil aksi menaikkan harga jual.
“Naik turunnya kurs juga, kalau memang kursnya sudah tidak bisa bergerak turun, ya mau gak mau kita harus naikin harga pastinya ya mengikuti perkembangan. Karena unfortunately Indonesia itu belum punya kapasitas untuk industri hulu, hal ini bahan baku gitu ya,” paparnya.
Sementara itu, LABS pada tahun ini akan menganggarkan sebesar Rp 20 miliar untuk capital expenditure (capex) atau belanja modal.
Sebagai salah satu perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi alat ekstraksi PCR, strategi yang dilakukan Perseroan untuk menggenjot pendapatan adalah mengembangkan produk yang telah ada maupun produk baru dan melakukan transfer teknologi dengan partner yang berasal dari China.
“Kita terus nambah produk, jadi kita melakukan transfer teknologi. Seperti dilihat banyak tamu-tamu dari China, mereka adalah partner-partner kita yang melakukan transfer teknologi membantu tim saya untuk bisa mendevelop produk-produk baru,” ungkap Yoshua.
Diakui fokus utama Perseroan adalah molekuler diagnostik, sehingga fokus Perseroan akan lebih banyak ke produk-produk PCR yang berhubungan dengan PCR.
Selain itu, Perseroan menggandeng organisasi FINE atau organisasi perpanjangan tangan dari WHO (World Health Organization) untuk proses mendapatkan WHO recommendation sebagai syarat untuk melakukan ekspor ke luar negeri.
Yoshua menyebutkan bahwa dengan hasil diskusi, persiapan kurang lebih sekitar hampir 2 tahun. Setelah itu, pasar yang akan disasar oleh LABS adalah Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika.
Dengan harga IPO Rp 102 per saham, dana hasil IPO yang diraup oleh Perusahaan yang berbasis di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta tersebut mencapai Rp 71,40 miliar.
Seluruh dana bersih hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis Perseroan antara lain untuk biaya operasional seperti, pembelian barang dagangan, pembelian bahan baku produksi, biaya pemasaran, biaya penjualan dan biaya operasional lainnya.