XL (EXCL) Ungkap Torehan Laba Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir, Tapi Sahamnya?
2024-08-08 08:07:17
JAKARTA, investortrust.id – Keberhasilan PT XL Axiata Tbk (EXCL) membukukan laba bersih tertinggi semester I dalam 10 tahun terakhir ditopang personalisasi penawaran dan layanan bersamaan dengan efisiensi biaya. Hal ini berimbas terhadap pertumbuhan pendapatan hingga laba bersih perseroan.
Sebaliknya saham EXCL ternyata justru mencatatkan penurunan dalam 10 tahun terakhir. Berdasarkan data, harga saham EXCL turun dari level penutupan 7 Agustus 2024 skeitar Rp 5.523,79 menjadi Rp 2.170 atau anjlok lebih dari 50%.
Perseroan berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 17,06 triliun pada semester I-2024, tumbuh high single digit sebesar 8% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 15,76 triliun. Sementara itu, laba bersih EXCL melonjak 61% dari Rp 643,72 miliar pada semester I 2023 menjadi Rp 1,03 triliun pada semester I 2024.
EBITDA EXCL juga bertumbuh 17% menjadi Rp 8,96 triliun dan EBITDA margin mencapai 52,5%. Sedangkan, pendapatan layanan data dan digital meningkat 10% yoy dan memberikan kontribusi 93% dari total pendapatan.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, di tengah situasi dan kondisi industri telekomunikasi nasional yang masih menantang serta kompetisi yang sengat, XL dapat melanjutkan momentum pertumbuhan dan profitabilitas yang kuat dibandingkan hasil pencapaian di periode yang sama tahun lalu.
“Raihan laba ini tercatat seabgai pencapaian tertinggi selama 10 tahun terakhir. Salah satu kunci pertumbuhan XL Axiata adalah personalisasi penawaran dan layanan. Hasilnya, data net promoter score (NPS) semakin meningkat secara signifikan, sehingga mendorong penggunaan layanan dan pada akhirnya juga membantu meningkatkan pendapatan. Strategi tersebut masih akan diterapkan di sepanjang tahun 2024 ini,” ujar Dian dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu (7/8/2024).
Pencapaian gemilang tersebut, terang dia, juga tidak terlepas dari keberhasilan perseroan dalam mengoptimalkan penggunaan biaya operasional (opex), termasuk menekan beban biaya-biaya operasional menjadi lebih rendah. Total biaya operasional XL Axiata berkurang dibanding periode yang sama tahun lalu.
Penurunan biaya operasional terbesar ada pada beban penjualan dan pemasaran (sales and marketing), biaya infrastruktur, dan biaya supplies dan overhead."Salah satu beban biaya operasional terbesar dan terus meningkat adalah regulatory cost, beban ini diharapkan bisa ditekan dengan insentif dari pemerintah, sehingga bisa melakukan pembangunan dan penggelaran jaringan secara lebih luas dan memberikan kualitas layanan yang lebih baik kepada pelanggan," tutur Dian.
Penurunan beban penjualan dan pemasaran, antara lain didorong oleh peningkatan penggunaan sarana digital aplikasi MyXL dan AXISnet. Hingga akhir Juni 2024, tercatat sebanyak 32,1 juta pelanggan aktif menggunakan kedua aplikasi tersebut, meningkat sebesar 5,1 juta YoY. Pertumbuhan Monthly Active User (MAU)-nya telah mencapai 110% sejak Desember 2021.