Kebutuhan Tinggi, Semen Merah Putih (CMNT) Sertifikasi Pekerja Konstruksi di IKN
2024-09-05 08:04:18
JAKARTA, investortrust.id - Seiring dengan percepatan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur, kebutuhan tenaga kerja konstruksi yang bersertifikasi menjadi semakin krusial.
Dari sejumlah 200 ribu pekerja konstruksi bersertifikasi yang dibutuhkan, baru sekitar 2.497 pekerja yang tersertifikasi pada proyek IKN.
Oleh sebab itu, emiten semen PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) atau yang dikenal dengan brand Semen Merah Putih turut mendukung pemenuhan tenaga kerja bersertifikasi sebagai komitmen atas peningkatan kualitas dan penerapan standar nasional.
Hal ini didasari oleh Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2020 tentang Manajemen Proyek Strategis Nasional (PSN) dimana seluruh pekerja yang terlibat dalam proyek-proyek strategis nasional harus memiliki sertifikasi sesuai standar yang ditetapkan.
Head of Marketing Semen Merah Putih, Nyiayu Chairunnikma menegaskan pentingnya kolaborasi multi-helix yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari berbagai sektor, termasuk pemerintah, industri, dan asosiasi, dalam upaya meningkatkan jumlah tenaga kerja konstruksi bersertifikasi.
“Sertifikasi yang kami adakan bukanlah sekedar formalitas. Ini adalah jaminan bahwa setiap pekerja telah memiliki kompetensi yang diakui sesuai standar nasional. Di Semen Merah Putih, kami tidak hanya fokus pada penyediaan material berkualitas, tetapi juga memastikan bahwa tenaga kerja konstruksi memiliki keahlian yang relevan.” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima investortrust.id, Selasa (3/9/2024).
Oleh sebab itu, sebagai upaya meningkatkan literasi dan kompetensi pekerja konstruksi, Semen Merah Putih juga mengembangkan program Mandor Pintar Institute (MPI).
Program ini dibentuk untuk memberikan pelatihan dan sertifikasi bagi pekerja konstruksi dari jenjang 1 hingga 6, yang berisi keterampilan dasar hingga keahlian teknis lanjutan. Asal tahu, Semen Merah Putih juga telah berkolaborasi dengan Balai Jasa Konstruksi Wilayah III (BJKW3) serta GAPENSI, untuk mempercepat peningkatan jumlah tenaga kerja bersertifikasi sesuai amanat PP No. 62 Tahun 2020.
"Kolaborasi ini bertujuan memenuhi kebutuhan tenaga kerja bersertifikasi di proyek-proyek infrastruktur pemerintah dan swasta. Kerja sama ini menjadi penting mengingat tingginya permintaan tenaga kerja bersertifikasi di sektor swasta, termasuk perumahan dan proyek infrastruktur lainnya yang berkembang pesat," ungkap Nyiayu.
Selain memberikan sertifikasi, program MPI juga berfokus pada edukasi teknik aplikasi yang benar untuk struktur dan dinding bangunan sesuai standar SKKNI Bangunan Gedung yang dicanangkan oleh PUPR.
Di samping itu, terdapat juga edukasi mengenai perbedaan dalam cara pencampuran dan pengadukan yang benar, teknik dan cara pengaplikasian plester dan acian yang benar, sehingga hasil akhirnya memenuhi standar yang telah ditentukan, dan menciptakan bangunan yang lebih berkualitas.
Manajemen Perseroan berharap, dengan adanya pelatihan dan sertifikasi, tidak hanya melahirkan tenaga kerja yang kompeten, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan dan daya saing mereka di pasar kerja.
“Pekerja konstruksi di proyek IKN masih banyak yang berasal dari pulau jawa, hal itu yang mendasari kami untuk mulai program MPI dari pulau Jawa, namun berikutnya, program MPI akan berlanjut ke Kalimantan dan Sumatera. Ini adalah upaya kami untuk memastikan proyek strategis nasional, termasuk salah satunya IKN, dapat dibangun dengan kualitas terbaik,” tambahnya.