Inflasi Naik, Sektor Properti masih Memiliki Pertumbuhan Besar
2022-07-04 20:56:58
Sektor properti dinilai memiliki prospek positif di tengah kebangkitan ekonomi Indonesia setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19. Hal ini didorong oleh tingkat kebutuhan rumah yang sangat besar dan kenaikan daya beli di Indonesia.
Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan bahwa pendorong utama industri properti adalah kemampuan daya beli yang didorong kenaikan produk domestik bruto (PDB). Rasio kredit pemilikan rumah (KPR) terhadap PDB di Indonesia masih di level 3%. Rasio ini masih jauh tertinggal dari Singapura (45%, Malaysia (38%), dan Thailand (22). Bahkan, Indonesia pun tertinggal dari Filipina yang memiliki rasio KPR terhadap PDB 4%.
Dari sisi permintaan, data Kementerian PUPR mengungkapkan jumlah backlog kepemilikan rumah di Indonesia mencapai 11,4 juta unit. Dari jumlah tersebut 7,6 juta merupakan angka Backlog keterhunian rumah. Hal ini masih ditambah data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 yang menyatakan hanya 59,5% keluarga menghuni rumah yang layak.
Selain itu, permintaan rumah juga didorong oleh motif investasi yang dilakukan oleh pertumbuhan kelas menengah. Pada 2025, diproyeksi terdapat pertambahan 77 juta jiwa kelas menengah di Indonesia. Fokus pemerintah terhadap sektor properti akan memberikan berbagai manfaat, mulai dari menyelesaikan atau mengikis backlog perumahan, meningkatkan industri properti, dan akhirnya akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto.
Sumber: Investor Daily