Roy: RUPS Trimegah Bangun Persada Sepakati Rights Issue, 3 Investor Strategis dari Eropa, Asia, dan Indonesia
2024-04-04 08:07:01

JAKARTA, investortrust.id – Presiden Direktur PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel Roy Arman Arfandy mengatakan, perusahaan nikel terintegrasi ini telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk melakukan rights issue tahun ini atau paling lambat setahun ke depan. Tiga investor strategis juga sudah berminat masuk, satu dari Eropa, satu dari Asia non-Cina, dan satu dari Indonesia.

 

"Investor staregis ini sedang melakukan due diligence. Kami akan mencari yang terbaik," kata Roy dalam acara Buka Puasa Bersama Harita Nickel dan Diskusi Media di Jakarta, Kamis (3/4/2023).

 


Roy juga mengatakan aksi rights issue bisa dilakukan selambat-lambatnya satu tahun ke depan, tidak mesti tahun ini. Pasalnya, pelaksanaan rights issue sebanyak-banyaknya 30% ini juga perlu mempertimbangkan timing yang tepat.  


"Rights issue sebanyak-banyaknya 30%. Sedangkan untuk perkiraan raihan nilai dana rights issue belum dapat kami sebutkan," katanya.

 


Ia juga berharap pendapatan perusahaan tahun ini bisa meningkat. Hal ini terutama karena produksi meningkat pesat. 

 

 

 

 

Sambil menikmati hidangan buka puasa, Direktur Utama  PT Trimegah Bangun Persada Tbk Roy Arman Arfandy melayani diskusi dan tanya jawab dengan awak media nasional pada acara Buka Puasa Bersama dan Diskusi Media di Plataran Senayan, Jakarta, Rabu, (3/4/2024). Foto: Investortrust/Elsid Arendra.

 

 

 

  

 

Laba Melonjak 20%
Roy menjelaskan, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel ini merupakan perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel berkelanjutan, yang memasarkan produknya untuk ekspor, termasuk untuk bahan baku baterai mobil listrik. "Untuk capaian keuangan periode tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember 2023 bagus. Di tengah tantangan global, seperti penurunan harga nikel dan ketidakpastian ekonomi secara makro, Harita Nickel tetap mencatatkan pertumbuhan yang kuat dan konsisten, didorong oleh peningkatan produksi dan efisiensi operasional," ucapnya.

 

Di tahun 2023, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berada di angka Rp 5,62 triliun, meningkat dari Rp 4,67 triliun di tahun sebelumnya dan bertumbuh 20%. Pertumbuhan ini mencerminkan pengelolaan operasional yang efektif dan pertumbuhan yang stabil di tengah pasar yang fluktuatif, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) untuk laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai 170% sejak tahun fiskal 2020.

 

Harita Nickel, secara keseluruhan tahun 2023, mencatatkan pendapatan sebesar Rp 23,86 triliun, melambung 149% dari tahun sebelumnya. Sedangkan laba kotor sebesar Rp 8,28 triliun atau melonjak 77% dibanding tahun sebelumnya.

 


Pertumbuhan ini juga turut didorong oleh peningkatan volume penjualan yang lebih tinggi dari bisnis pemrosesan bijih nikel. Ini termasuk dari smelter baru PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF), yang merupakan fasilitas peleburan saprolit (bijih nikel kadar tinggi) berbasis pirometalurgi (RKEF) yang menghasilkan feronikel. Selain itu, dari lini produksi tambahan dari PT Halmahera Persada Lygend (HPL), fasilitas pemurnian limonit (bijih nikel kadar rendah) berbasis hidrometalurgi (HPAL) untuk menghasilkan bahan baku baterai kendaraan listrik. 

 

Dari lini bisnis pertambangan, Harita Nickel mencatat kenaikan volume penjualan bijih nikel sebesar 98%, atau mencapai 15,38 juta wmt (wet metric ton) dibanding 7,77 juta wmt pada tahun 2022. Ini terdiri dari saprolit sebanyak 6,30 juta wmt, naik 235% dari 1,88 juta wmt, dan limonit sebanyak 9,08 juta wmt, naik 54% dari 5,89 juta wmt. 

 

Sedangkan dari lini bisnis pengolahan dan pemurnian nikel, Harita Nickel di tahun 2023 juga membukukan peningkatan produksi feronikel sebesar 300%, dari 25.372 ton di 2022 menjadi 101.538 ton di 2023. Selain itu, kenaikan produksi MHP atau mixed hydroxide precipitate, yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik, sebesar 50% dari 42.310 ton di 2022 menjadi 63.654 ton di 2023. Hal ini mencerminkan fokus strategis perusahaan untuk memperluas kemampuan produksinya dan memperkuat posisi di pasar.

 

"Di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan sepanjang tahun 2023, Harita Nickel tetap berupaya untuk mempertahankan pertumbuhan. Hasil keuangan kami di tahun 2023 mencerminkan upaya bersama tim kami, dengan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, dalam menghadapi volatilitas pasar dengan strategi yang tangguh dan adaptif, termasuk dengan mendorong inovasi dan meningkatkan efisiensi operasional, terutama dengan proses pertambangan dan produksi yang berada di satu lokasi yang terintegrasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan. Kami terus berkomitmen pada peningkatan efisiensi dan pengembangan yang konsisten untuk memastikan kami berada pada posisi yang baik dalam menghadapi dinamika industri ke depan,” ucap Roy. 

 

Ia menjelaskan, komitmen Harita Nickel terhadap keunggulan operasional dan inovasi memainkan peranan penting dalam mengoptimalkan proses produksi, mengurangi biaya, dan mendorong pertumbuhan. Perluasan kemampuan produksi yang strategis ini memungkinkan Harita Nickel memenuhi permintaan nikel yang masih terus meningkat, khususnya di sektor baterai kendaraan listrik.

 

"Salah satunya dengan adanya fasilitas pemurnian limonit kedua dengan teknologi HPAL dari Obi Nickel Cobalt (ONC), yang diharapkan akan mulai beroperasi pada tahun ini. Capaian di tahun fiskal 2023 merupakan bukti dari komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan yang konsisten dan bertanggung jawab, serta menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan," tandasnya.



Bagikan :

Anda Mungkin Menyukai Ini :
Penerbitan Perdana Obligasi Paradise Indonesia ( ...

2025-01-10 08:05:03

Selengkapnya

Hapus Marketplace Fisik, BEI Tanyakan Soal Dana ...

2025-01-10 08:03:50

Selengkapnya

Raja Roti Cemerlang Bidik Peningkatan Penjualan ...

2025-01-10 08:02:30

Selengkapnya